Bismillahirrahmanirohim

Cari Blog Ini

Rabu, 20 Juli 2011

Proses dan Penjadwalan Cpu Bagan IV

Prioritas dan Multiprosesor

Penjadwalan pada multiprosesor jelas lebih kompleks, karena kemungkinan masalah yang timbul jauh lebih banyak daripada prosesor tunggal.

Apa itu Prioritas

Prioritas adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan tingkat urutan atau hirarki suatu proses yang sedang masuk dalam ready queue .

Multiprosesor

Mengacu pada buku Operating System Edisi ke-6 karya Silberschatz, sistem dengan prosesor jamak yang dimaksud adalah suatu sistem dimana prosesor-prosesornya identik. Dalam hal ini berarti tiap proses dapat masuk antrian manapun dari prosesor-prosesor yang ada. Yang patut diperhatikan, tiap prosesor dapat memilih proses apa saja yang ingin dijalankan dari ready queue . Dengan kata lain, prioritas proses ditentukan secara independen oleh masing-masing prosesor. Jadi salah satu prosesor bisa saja idle ketika ada proses yang sedang ditunda . Oleh karena itu, tiap prosesor harus di synchronize lebih dulu agar tidak ada dua prosesor atau lebih yang berebut mengeksekusi proses yang sama dan mengubah shared data . Sistem seperti ini dikenal juga dengan sebutan synchronous . Selain synchronous ,ada juga sistem lain yang disebut asynchronous , yang juga dikenal dengan struktur " master-slave " dimana salah satu prosesor dialokasikan khusus untuk mengatur penjadwalan. Sedangkan prosesor yang lain ditujukan untuk mengkomputasikan proses yang telah dijadwalkan sebelumnya oleh master prosesor. Peningkatan dari sistem ini adalah mengalokasikan penjadwalan, pemrosesan I/O, dan kegiatan sistem lainnya kepada satu prosesor tertentu kepada master . Sedangkan prosesor yang lain hanya bertugas mengeksekusi user code .


Sistem Waktu Nyata

Pada sub bab ini, kami akan mencoba sedikit menggambarkan fasilitas penjadualan yang dibutuhkan untuk mendukung komputasi real-time dengan bantuan sistem komputer.
Suatu sistem komputasi dinamakan real-time jika sistem tersebut dapat mendukung eksekusi program/aplikasi dengan waktu yang memiliki batasan. Dengan kata lain, sistem real-time harus memenuhi kondisi berikut: 1. Batasan waktu: memenuhi deadline, artinya bahwa aplikasi harus menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang telah dibatasi. 2. Dapat diprediksi: artinya bahwa sistem harus bereaksi terhadap semua kemungkinan kejadian selama kejadian tersebut bisa diprediksi. 3. Proses bersamaan: artinya jika ada beberapa proses yang terjadi bersamaan, maka semua deadline nya harus terpenuhi.
Komputasi real-time ada 2 jenis, yaitu sistem Hard real-time dan sistem Soft real-time.

Sistem Hard Real-Time

Sistem hard real-time dibutuhkan untuk menyelesaikan critical task dengan jaminan waktu tertentu. Jika kebutuhan waktu tidak terpenuhi, maka aplikasi akan gagal. Dalam definisi lain disebutkan bahwa kontrol sistem hard real-time dapat mentoleransi keterlambatan tidak lebih dari 100 mikro detik. Secara umum, sebuah proses di kirim dengan sebuah pernyataan jumlah waktu dimana dibutuhkan untuk menyelesaikan atau menjalankan I/O. Kemudian penjadual bisa menjamin proses untuk selesai atau menolak permintaan karena tidak mungkin dilakukan. Mekanisme ini dikenal dengan resource reservation. Oleh karena itu setiap operasi harus dijamin dengan waktu maksimum. Pemberian jaminan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam sistem dengan secondary storage atau virtual memory , karena sistem seperti ini tidak dapat meramalkan waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi suatu proses.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pada sistem pengontrol pesawat terbang. Dalam hal ini, keterlambatan sama sekali tidak boleh terjadi, karena dapat berakibat tidak terkontrolnya pesawat terbang. Nyawa penumpang yang ada dalam pesawat tergantung dari sistem ini, karena jika sistem pengontrol tidak dapat merespon tepat waktu, maka dapat menyebabkan kecelakaan yang merenggut korban jiwa.

Sistem Soft Real-Time

Komputasi soft real-time memiliki sedikit kelonggaran. Dalam sistem ini, proses yang kritis menerima prioritas lebih daripada yang lain. Walaupun menambah fungsi soft real-time ke sistem time sharing mungkin akan mengakibatkan ketidakadilan pembagian sumber daya dan mengakibatkan delay yang lebih lama, atau mungkin menyebabkan starvation , hasilnya adalah tujuan secara umum sistem yang bisa mendukung multimedia, grafik berkecepatan tinggi, dan variasi tugas yang tidak bisa diterima di lingkungan yang tidak mendukunng komputasi soft real-time.
Contoh penerapan sistem ini dalam kehidupan sehari-hari adalah pada alat penjual/pelayan otomatis. Jika mesin yang menggunakan sistem ini telah lama digunakan, maka mesin tersebut dapat mengalami penurunan kualitas, misalnya waktu pelayanannya menjadi lebih lambat dibandingkan ketika masih baru. Keterlambatan pada sistem ini tidak menyebabkan kecelakaan atau akibat fatal lainnya, melainkan hanya menyebabkan kerugian keuangan saja. Jika pelayanan mesin menjadi lambat, maka para pengguna dapat saja merasa tidak puas dan akhirnya dapat menurunkan pendapatan pemilik mesin.
Untuk lebih memahami tentang perbedaan kedua sistem ini dapat diperhatikan dari diagram dibawah ini.
Gambar 3-14. Grafik Hard Real-Time

http://www.ncst.ernet.in/education/pgdst/coosfac/slides/rtos.pdf
Gambar 3-15. Grafik Soft Real-Time

http://www.ncst.ernet.in/education/pgdst/coosfac/slides/rtos.pdf
Setelah batas waktu yang diberikan telah habis, pada sistem hard real-time, aplikasi yang dijalankan langsung dihentikan. Akan tetapi, pada sistem soft real-time, aplikasi yang telah habis masa waktu pengerjaan tugasnya, dihentikan secara bertahap atau dengan kata lain masih diberikan toleransi waktu.
Mengimplementasikan fungsi soft real time membutuhkan design yang hati-hati dan aspek yang berkaitan dengan sistem operasi. Pertama, sistem harus punya prioritas penjadualan, dan proses real-time harus memiliki prioritas tertinggi, tidak melampaui waktu, walaupun prioritas non real time bisa terjadi. Kedua, dispatch latency harus lebih kecil. Semakin kecil latency, semakin cepat real time proses mengeksekusi.
Untuk menjaga dispatch tetap rendah, kita butuh agar system call untuk preemptible . Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan ini. Pertama adalah dengan memasukkan preemption points di durasi system call yang lama, yang memeriksa apakah prioritas utama butuh untuk dieksekusi. Jika sudah, maka contex switch mengambil alih, ketika high priority proses selesai, proses yang diinterupsi meneruskan dengan system call. Points premption bisa diganti hanya di lokasi yang aman di kernel dimana kernel struktur tidak bisa dimodifikasi.
Metoda yang lain adalah dengan membuat semua kernel preemptible. Karena operasi yang benar bisa dijamin, semua struktur data kernel harus diproteksi dengan mekanisme sinkronisasi. Dengan metode ini, kernel bisa selalu di preemptible , karena setiap data kernel yang sedang di update diproteksi dengan pemberian prioritas yang tinggi. Jika ada proses dengan prioritas tinggi ingin membaca atau memodifikasi data kernel yang sedang dijalankan, prioritas yang tinggi harus menunggu sampai proses dengan prioritas rendah tersebut selesai. Situasi seperti ini dikenal dengan priority inversion. Kenyataanya, serangkaian proses dapat saja mengakses sumber daya yang sedang dibutuhkan oleh proses yang lebih tinggi prioritasnya. Masalah ini dapat diatasi dengan priority-inheritance protocol, yaitu semua proses yang sedang mengakses sumber daya mendapat prioritas tinggi sampai selesai menggunakan sumber daya. Setelah selesai, prioritas proses ini dikembalikan menjadi seperti semula.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes